Saat-saat menerima beberapa berita kematian dan kehilangan yang tidak diduga menjadikan detik dan saat seakan berhenti seketika. Bagai tersedar dari lena yang panjang sesungguhnya hakikat kehidupan yang tidak mampu ditolak adalah bila tibanya saat maut menjemput. Maka sebagai seorang insan kita sebenarnya tidak pernah bersedia dengan ketibaan janji tuhan terhadap dunia yang dipinjamkan.Bersedia yang bagaimana? Adakah masih ada benci dalam hati... adakah masih ada sangsi dalam diri... Adakah amalan dan bekalan mencukupi... Adakah berakhirnya hayat kita meninggalkan kesenangan pada orang yang ditiggalkan atau mencatatkan kenangan seusia zaman? Atau masih bersisa benci dalam ingatan orang, menzahirkan kematian itu adalah satu rahmat setelah berakhirnya satu episod kehidupan.
Berkesempatankah kita melebarkan maaf kepada insan-insan yang pernah kita lukakan hatinya. Berpeluangkah kita meraih senyuman orang pada kita sebelum kita menutup mata. Mampukah kita melafazkan dua kalimat dalam senyum manis, puasnya menatap kehidupan indah yang ditinggalkan.
Biar abadi kita di laman tuhan dengan tenang dan damai, sejuk dengan siraman doa dan ingatan dari setiap insan.
No comments:
Post a Comment